Aku tak akan melupakanmu secepat itu.
Secepat kamu menghapusku dari ingatanmu.
Aku tidak lupa, mendoakanmu di lima belas november nanti.
Meskipun aku tak datang ke tempatmu bertanding atau sekedar mengirim pesan agar kamu tahu, aku mendukungmu.
Mendukungmu dihari yang kau nanti.
Aku tak lupa tentang senyum seseorang yang kerap kutemukan di spionmu, apalagi senyum yg kudapati saat terakhir itu.
Aku tak lupa tentang perasaanku saat kau mendatangi rumahku, melihat kamu berbincang dengan ibuku sangat membuat hatiku gemas, caramu berpamitan dan jabat tangan ketika keningku beradu dengan belakang telapakmu. Aku senang,
Tapi aku harus menjaga hati yang lain, hatiku juga dari kelakuanmu yang tak pernah berada dalam keidealan dan akal sehatku. Tentang aku yang kau bawa bahagia, lalu kau jatuhkan lagi. Atau aku yang kau peluk dan kau bisikkan, "aku tak bisa bersamamu"..
Hati kecilku tetap menunggumu sejak lima november dua ribu dua belas aku menyerah dan melepas komitmenku. Tapi beruntunglah, lidahku selalu menanggapi dengan tidak atas ajakanmu mengulang ikatan lagi. karena aku tau, ada wanita baik hati yang telah berani menjagamu. Meski aku masih tak sanggup menolakmu saat kamu ingin bertandang ke kosan, atau pergi ke rumah dengan alibi ingin menemui adik kecilku. Aku tak sanggup melepasmu, sayang....
Meski aku waras. dan aku harua waras berhenti mengagumimu...
Selamat berjuang sayang, tanpa adanya aku di tanggal itu yakinlah bahwa Tuhan akan memberikan hal yang teramat baik untukmu.
Aku masih mencintaimu. Meski lidahku teramat kelu untuk mengakuinya di depanmu.
Selamat menjadi dirimu di limas november nanti. Semoga Tuhan tetap dan selalu menempatkanmu dalam kebaikan..