Karena Tuhan teramat adil pada tangan tangan mugil pencari mata angin. Kepada pencari celah bermagmakan kepercayaan. Kepada luka yang terlanjur dibiarkan menganga. Kepada hati yang dituangi kerinduan pada makluk lain, meski tersipu dihinggapi takut akan ketidak berdayaan tabir.
Setitik demi setitik hingga sampai akhirnya pada garis, lalu melengkung dan putus. Biarkan putus atau meyambungnya lagi? Menyambung dengan apa? atau "tak apalah putus sedikit saja, nanti tumbuh dan hadir lagi..." Entahlah aku terlalu awam untuk sekedar tau tentang rencana Tuhan.
Kesetiaan yang membuatku tak lebih dari bodoh, setia pada penantian dan rela untuk tertunda demi seuah perpisahan pada ujungnya. Hingga setahun pun bidak tak akan berubah. Entah sampai kapan pun layaknya x dan y yang tak akan pernah menyatu dan tak akan bernh terbaca meski mereka selalu berurutan dan berdekatan. Dan aku tak mampu untuk sekedar menanti.. aku lelah, lelah yang teramat..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Minggu, 28 Juli 2013
Biar, Tuhan Tahu Siapa yang Harus Disayang
Karena Tuhan teramat adil pada tangan tangan mugil pencari mata angin. Kepada pencari celah bermagmakan kepercayaan. Kepada luka yang terlanjur dibiarkan menganga. Kepada hati yang dituangi kerinduan pada makluk lain, meski tersipu dihinggapi takut akan ketidak berdayaan tabir.
Setitik demi setitik hingga sampai akhirnya pada garis, lalu melengkung dan putus. Biarkan putus atau meyambungnya lagi? Menyambung dengan apa? atau "tak apalah putus sedikit saja, nanti tumbuh dan hadir lagi..." Entahlah aku terlalu awam untuk sekedar tau tentang rencana Tuhan.
Kesetiaan yang membuatku tak lebih dari bodoh, setia pada penantian dan rela untuk tertunda demi seuah perpisahan pada ujungnya. Hingga setahun pun bidak tak akan berubah. Entah sampai kapan pun layaknya x dan y yang tak akan pernah menyatu dan tak akan bernh terbaca meski mereka selalu berurutan dan berdekatan. Dan aku tak mampu untuk sekedar menanti.. aku lelah, lelah yang teramat..
Setitik demi setitik hingga sampai akhirnya pada garis, lalu melengkung dan putus. Biarkan putus atau meyambungnya lagi? Menyambung dengan apa? atau "tak apalah putus sedikit saja, nanti tumbuh dan hadir lagi..." Entahlah aku terlalu awam untuk sekedar tau tentang rencana Tuhan.
Kesetiaan yang membuatku tak lebih dari bodoh, setia pada penantian dan rela untuk tertunda demi seuah perpisahan pada ujungnya. Hingga setahun pun bidak tak akan berubah. Entah sampai kapan pun layaknya x dan y yang tak akan pernah menyatu dan tak akan bernh terbaca meski mereka selalu berurutan dan berdekatan. Dan aku tak mampu untuk sekedar menanti.. aku lelah, lelah yang teramat..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar